Model Arsitektur Pohon

Minggu, 09 Juli 2017

     Tahukah kalian bahwa pohon-pohon di hutan memiliki gaya arsitekturnya tersendiri? Pola percabangan batang dari pohon-pohon dapat membentuk model arsitektur percabangan tumbuhan. Percabangan pohon merupakan diferensiasi morfologi dan arsitektur khusus untuk klasifikasi dan interpretasi bentuk tumbuhan. Pola percabangan batang tumbuhan dibedakan atas tiga macam, yaitu pola percabangan monopodium, pola percabangan simpodium, dan pola percabangan menggarpu atau dikotom.
     Arsitektur percabangan merupakan gambaran morfologi pada suatu fase tertentu. Konsep arsitektur ini menunjukkan sifat yang dinamis karena tumbuhan terus berkembang. Arsitektur pohon merupakan khas bagi setiap spesies yang dikontrol oleh genetik. Meskipun demikian juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti cahaya, temperatur, kelembaban, dan ketersediaan nutrient.
     Dalam jurnalnya, Hasanuddin (2013) melakukan survey langsung pada beberapa Hutan Kota di Banda Aceh, yaitu Hutan Kota BNI, Hutan Kota Taman Sari, Hutan Kota Taman Putroe Phang, Hutan Kota Ratu Sri Safiatuddin dan Hutan Kota Mesjid Raya Baiturrahman untuk mengetahui model arsitektur pohon yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh tersebut. Hasil yang diperoleh adalah 10 model arsitektur pohon dari 74 jenis tumbuhan yaitu model Troll, model Corner, model Rauh, model Raux, model Champagnat, model Leeuwenberg, model Tomlinson, model Massart, Model Koriba dan model Aubreville. Berikut merupakan ciri-ciri beserta spesies pohon dari masing-masing model yang ada.

1.     Model Troll

Ciri-ciri:
  • Batang simpodium.
  • Pohon berbunga setelah dewasa. 
  • Daun cenderung berhadapan. 
  • Sumbu pertama bersifat ortotrop (tumbuh ke arah atas), sumbu berikutnya mulai berdiferensiasi secara plagiotrop (tumbuh ke arah samping) secara bertahap. 
  • Pembentukkan batang yang tegak terjadi setelah daun gugur.
Pohon dengan model ini antara lain:

Acacia mangium (Akasia); Delonix regia (Flamboyan); Samanea saman (Trembesi); Tamarindus indica (Asam Jawa); Sesbania grandiflora (Turi); Bauhinia temontesa (Daun kupu-kupu); Erythrina variegate (Dadap); Leucaena leucocephala (Lamtoro); Pterocarpus indicus (Angsana)

Acacia mangium (Akasia)

Samanea saman (Trembesi)

Leucaena leucocephala (Lamtoro)

2.     Model Corner


Ciri-ciri:
  • Batang monopodium 
  • Perbungaan lateral dan tidak bercabang
  • Meristem apikal dapat tumbuh terus.



Pohon dengan model ini antara lain:

Cocos nucifera (Kelapa); Areca catechu (Pinang); Areca vestiaria (Pinang merah); Salacca zalacca (Salak); Chrysalidacarpus-lutescens (Palem kuning); Borassus flabellifer (Lontar); Bambusa sp (Bambu)

Cocos nucifera (Kelapa)
Bambusa sp. (Bambu)
Areca catechu (Pinang)

3.    Model Rauh

Ciri-ciri:
  • Batang monopodium ortotrop. 
  • Pertumbuhan ritmis mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan
  • Cabang juga bersifat ortotrop, sumbu dapat tumbuh tidak terbatas. 

Pohon dengan model ini antara lain:

Pinus merkusii (Pinus); Hura crepitans (Pohon Roda); Casuarina equisetifolia (Cemara laut); Ficus benyamina (Beringin hijau); Artocarpus communis (Sukun); Swietenia mahogani (Pohon Mahoni) 

Swietenia mahogani (Mahoni)

4.     Model Raux

Ciri-ciri:
  • Batang monopodium ortotrop. 
  • Cabang kontinu atau tersebar 
  • Filotaksis spiral.
Pohon dengan model ini antara lain:

Azadirachta indica (Mimba); Azadirachta excelsa (Pohon Sentang); Polyalthia longifolia (Glodokan tiang); Canangium odoratum (Kenanga); Annona muricata (Sirsak)

Polyalthia longifolia (Glodokan Tiang)

5.     Model Champagnat

Ciri-ciri:
  • Batang berupa simpodium, setiap kolumner melengkung karena terlalu berat dan tidak didukung oleh jaringan penyokong yang cukup. 
  • Filotaksis spiral terdapat pada sumbu yang tidak banyak berbeda morfologi ujung dan pangkalnya.
Pohon dengan model ini antara lain:

Citrus grandis (Jeruk Bali); Citrus aurantifolia (Jeruk nipis); Bougainvilla spectabilis (Kembang kertas); Hibiscus rosa-sinensis (Kembang sepatu)

Citrus aurantifolia (Jeruk Nipis)

6.     Model Leewenberg

Ciri-ciri:
  • Batang berupa simpodium, namun setiap kolumner menghasilkan lebih dari satu kolumner anak di ujungnya yang menempati ruang yang ada.
Pohon dengan model ini antara lain:

Plumeria acuminata (Kamboja); Calophylllum inophyllum (Nyamplung)

Plumeria acuminata (Kamboja)

Calophyllum inophyllum (Nyamplung)

7.     Model Tomlinson

Ciri-ciri:
  • Batang yang bersumbu ortotrop
  • Membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak di bagian batang di bawah tanah
Pohon dengan model ini antara lain:

Musa paradisiaca (Pisang)

Musa paradisiaca (Pisang)

8.     Model Massart
Ciri-ciri:
  • Batang monopodium ortotrop 
  • Cabang tersusun dalam karangan. 
  • Filotaksis pada batang adalah spiral. 
  • Cabang bersifat plagiotrop dengan filotaksis distrik.
Pohon dengan model ini antara lain:

Syzygium aromaticum (Cengkeh); Syzygium poyanthum (Salam)

Syzygium aromaticum (Cengkeh)
Syzygium poyanthum (Salam)

9.     Model Koriba

Ciri-ciri:
  • Batang simpodium. 
  • Kuncup terminal terhenti karena jaringan meristem apeks berdiferensiasi menjadi parenkim. Kuncup aksilar yang berkembang dekat di bawahnya.
Pohon dengan model ini antara lain:

Linnea grandis (Kuda-kuda); Alstonia scholaris (Pulai)

Alstonia scholaris (Pulai)

10. Model Aubreville
Ciri-ciri:
  • Batang monopodium tumbuh ritmis. 
  • Cabang plagiotrop tersusun dalam lapisan terpisah.
Pohon dengan model ini antara lain:

Terminalia catappa (Ketapang); Terminalia mantally (Ketapang kencana)

Terminalia catappa (Ketapang)
Terminalia mantaly (Ketapang Kencana)

     10 model diatas adalah hanya beberapa model arsitektur pohon saja, yang ditemukan pada beberapa Hutan Kota di Banda Aceh. Sebenarnya masih banyak lagi model-model arsitektur pohon yang dapat dikaji. Buku "Tropical Trees and Forests: An Architectural Analysis" oleh F. Halle, R.A.A. Oldeman, dan P.B. Tomlinson (1978) membahas cukup mendalam mengenai analisis arsitektur pohon-pohon hutan disertai indeks nama tanaman dan modelnya yang dapat dijadikan referensi.


Sumber: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
TEMPLATE MODIFIED BY LULUKADA