Biodiversitas dan Karakteristik Amfibi dan Reptil

Minggu, 03 Juni 2018

>> Kelas Amfibi

Amfibi adalah definisi filogenetik dari 3 kelompok modern berupa salamander (Caudata), katak dan kodok (Anura), dan caecilian (Gymnophiona). Nama sistematik yang tepat untuk kelompok tersebut adalah Lissamphibia, dan semua lissamphibian berasal dari nenek moyang yang sama, yang hidup di masa Paleozoikum (Schoch, 2014).

Amfibi dicirikan dengan kulit yang lebab, yang mana kadang halus atau bekutil, namun tidak ditutupi sisik, bulu, atau rambut. Mereka tidak memiliki cakar atau kuku pada kaki-kakinya. Kulit amfibi terdiri dari banyak sekali kelenjar mucus, yang menyekresikan substansi untuk proteki diri, biasanya beracun dan tidak menyenangkan bagi predator. Walau beberapa amfibi dewasa memiliki paru-paru, respirasi paling banyak terjadi melalui kulit, dan pertukaran air juga terjadi melalui kulit. Oleh karena itu, beberapa spesies amfibi hidup di tempat lembab atau basah (Harding dan David, 2017).

Diolah dari berbagai sumber dan Hickman et al. (2003), berikut urutan taksa dari kelas Amfibi:

Mengenal Mikroalga Botryococcus braunii

Sabtu, 31 Maret 2018

     Botryococcus braunii adalah mikroalga hijau fotosintetik dengan kandungan klorofil mencapai 1,5-2,8%, terdiri dari klorofil a, b, dan c, sehingga di permukaan perairan tampak berwarna hijau-coklat kekuningan (Kabinawa, 2008). Menurut algaebase.org (n.d), berikut klasifikasi Botryococcus braunii:
  • Empire: Eukaryota
  • Kingdom: Plantae
  • Subkingdom: Viridiplantae
  • Phylum: Chlorophyta
  • Class: Trebouxiophyceae
  • Ordo: Trebouxiales
  • Family: Botrycoccaceae
  • Genus: Botryococcus
Botryococcus braunii
Guiry (2018), Weiss, et al (2010), dan Kabinawa (2008) menyebutkan ciri-ciri dari Botryococcus braunii, adalah sebagai berikut:

Sekilas tentang Huntington's Disease

Rabu, 28 Maret 2018

     Huntington’s disease atau penyakit Huntington merupakan suatu penyakit degeneratif yang menyerang sistem saraf, disebabkan oleh suatu alel dominan mematikan yang tidak memiliki pengaruh fenotipik nyata sampai individu yang bersangkutan berusia kira-kira 35-45 tahun (Campbell, et al, 2002).
     Menurut Huntington’s Disease Society of America (2017) Huntington’s disease (HD) merupakan kelainan genetik fatal yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf pada otak. HD menyerang seluruh area dari otak, namun beberapa area lebih rentan daripada yang lainnya. Bagian dari otak yang paling dipengaruhi pada awal munculnya HD adalah bagian inti (nuclei) dari sekelompok gugus sel saraf, basal ganglia, yang berperan dalam pergerakan dan kontrol perilaku. Penyakit ini akan memperburuk kemampuan fisik dan mental seseorang dan belum ada obatnya. Gejala biasa muncul antara usia 30 sampai 50 tahun. Pada akhirnya, individu yang lemah akan mengalami pneumonia, gagal jantung, atau komplikasi lainnya. Adapun gejala-gejala pada penderita HD adalah:

Eucalyptus deglupta: Ekaliptus Pelangi

Rabu, 28 Februari 2018

     Rainbow eucalyptus atau ekaliptus pelangi adalah pohon yang tidak biasa dengan batang indah tampak berwarna-warni. Batang itu secara berkala menanggalkan lembar demi lembar kulit kayu lapisan hijau di bagian bawah. Lapisan ini kemudian berubah warna. Penanggalan dan perubahan warna terjadi pada waktu yang berbeda di berbagai bagian. Selain itu, berbagai warna baru pun dapat muncul. Efek secara keseluruhan tampak indah dan dari hal tersebutlah pohon ini dinamakan "pelangi".
      Penampilan dramatis yang berbeda, dan tak kalah spektakuler, adalah batang multiwarna dari sebuah pohon gum tropis dari hutan-hutan di New Guinea, yaitu Eucalyptus deglupta. Beberapa ada yang menyebutkan pohon ini dengan sebutan Eucalyptus pelangi dikarenakan batangnya memiliki banyak warna, atau pohon GI-Joe, dari kemampuannya berkamuflase seperti tentara (Lee, 2007).


     Menurut United States Department of Agriculture (USDA): Plant Database (n.d.), berikut merupakan klasifikasi dari Eucalyptus deglupta:

Biodiversitas dan Peranan Pteridophyta

Minggu, 21 Januari 2018

A. Biodiversitas     
     Tumbuhan paku (fern) atau pteridophyta merupakan kelompok tumbuhan yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati. Berbeda dengan lumut, pteridophyta merupakan tumbuhan vaskuler (tracheophyta) karena sudah memiliki pembuluh angkut xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis).
     Menurut Tjitrosoepomo (2009) dalam taksonomi, pteridophyta termasuk juga yang telah punah, dibedakan dalam beberapa kelas yaitu: 

1. Kelas: Psilophytinae (paku purba) 
Ciri-ciri:
  • Paku purba meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah 
  • Struktur tubuh masih sederhana 
  • Anggotanya merupakan paku telanjang (tidak bedaun) atau hanya memiliki daun-daun kecil (mikrofil) 
  • Batang bercabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang 
  • Bersifat homospor
Contoh:
 
TEMPLATE MODIFIED BY LULUKADA