Biodiversitas dan Karakteristik Amfibi dan Reptil

Minggu, 03 Juni 2018

>> Kelas Amfibi

Amfibi adalah definisi filogenetik dari 3 kelompok modern berupa salamander (Caudata), katak dan kodok (Anura), dan caecilian (Gymnophiona). Nama sistematik yang tepat untuk kelompok tersebut adalah Lissamphibia, dan semua lissamphibian berasal dari nenek moyang yang sama, yang hidup di masa Paleozoikum (Schoch, 2014).

Amfibi dicirikan dengan kulit yang lebab, yang mana kadang halus atau bekutil, namun tidak ditutupi sisik, bulu, atau rambut. Mereka tidak memiliki cakar atau kuku pada kaki-kakinya. Kulit amfibi terdiri dari banyak sekali kelenjar mucus, yang menyekresikan substansi untuk proteki diri, biasanya beracun dan tidak menyenangkan bagi predator. Walau beberapa amfibi dewasa memiliki paru-paru, respirasi paling banyak terjadi melalui kulit, dan pertukaran air juga terjadi melalui kulit. Oleh karena itu, beberapa spesies amfibi hidup di tempat lembab atau basah (Harding dan David, 2017).

Diolah dari berbagai sumber dan Hickman et al. (2003), berikut urutan taksa dari kelas Amfibi:

  • Kingdom: Animalia
  • Phylum: Chordata
  • Subfilum: Vertebrata
  • Superclass: Tetrapoda
  • Class: Amphibi
  • Subclass: Lissamphibia
  • Ordo: 

1. Gymnophiona (Apoda) Ex: Caecilian.

Memiliki ciri: tubuh memanjang, tidak ada anggota gerak dan girdle, beberapa memiliki sisik mesodermal, memiliki ekor yang pendek atau bahkan tidak ada, memiliki 95 sampai 285 vertebrae. Ordo ini terdiri dari 6 famili, 34 genus, dan sekitar 160 spesies.

2. Caudata (Urodela) Ex: Salamander.

Tubuh terdiri dari bagian kepala, badan tubuh, dan ekor, tidak memiliki sisik, biasanya dilengkapi 2 pasang limbs atau anggota gerak, memiliki 10 hingga 60 vertebrata. Ordo ini terdiri dari 9 famili, 62 genus, dan sekitar 360 spesies.

3. Anura (Salientia) Ex: Katak, kodok.

Bagian dari kepala dan badan tubuh menyatu, tidak memiliki ekor dan sisik, memiliki 2 pasang anggota gerak, mulut lebar, hidup kosmopolit. Ordo ini terdiri dari 21 famili, 301 genus, 3450 spesies.

Menurut Harding dan David (2017) berikut beberapa taksa lanjutan dari kelas Amphibia:

Ordo Caudata (Salamander)

Famili Proteidae

Necturus maculosus

Famili Sirenidae

Sirens intermedia-nettingi

Famili Salamandridae

Notophthalmus viridescens

Famili Ambystomatidae

Ambystoma maculatum

Ambystoma laterale

Ambystoma jeffersonianum, dll.

Famili Plenthodontidae

Desmognathus fuscus

Plethodon glutinosus

Plethoda electromorphus

Hemidactylium scutatum, dll.

Ordo Anura (Katak dan Kodok)

Famili Bufonidae (Kodok)

Bufo americanus

Bufo fowleri

Famili Hylidae (Katak pohon)

Acris blanchardi

Hyla versicolor

Pseudacris triseriata

Famili Ranidae (Katak biasa)

Rana catesbeiana

Rana clamitans

Rana septentrionalis, dll.

 

Tiga ordo dari amfibi diatas kemudian dikenal sebagai amfibi modern, yang menurut Hickman et al. (2003) memilik 11 karakteristik berikut:

  1. Skeleton bertulang, dengan sejumlah vertebrae, ada yang memiliki tulang rusuk, ada yang tidak, ada yang menyatu dengan vertebrae.
  2. Bentuk tubuh bervariasi, mulai dengan kepala, leher, ekor, sampai yang sudah terkompaksi lagi tanpa leher, dari kepala langsung batang tubuh.
  3. Memiliki 4 tungkai/ anggota badan. Beberapa ada yang tidak memiliki tungkai, tungkai depan lebih kecil daripada tungkai belakang, semua tungkai kecil, kaki berselaput, tanpa kuku atau cakar sejati, 4-5 atau sedikit digit jari.
  4. Kulit halus dan lembab dengan banyak glandula, biasanya beracun, memiliki sel-sel pigmen (kromatofor), tidak memiliki sisik.
  5. Mulut dilengkapi gigi kecil, 2 lubang hidung terbuka di anterior dari mulut.
  6. Respirasi dengan paru-paru, atau kulit, atau insang di beberapa fase hidup.
  7. Sirkulasi ganda dengan 3 ruang jantung (2 atrium dan 1 ventrikel)
  8. Ektotermal, poikiloterm.
  9. Sistem sekresi dengan satu pasang ginjal, sisa buangan berupa urea.
  10. Memiliki 10 pasang saraf kranial.
  11. Jenis kelamin terpisah. Fertilisasi internal pada salamander dan caecilian, fertilisasi eksternal pada katak dan kodok. Mengalami metamorfosis.

Amfibi merupakan vertebrata satu-satunya yang memiliki transisi dari air menuju darat baik secara ontogeni maupun filogeninya. Ini dibuktikan dengan terjadinya metamorfosis pada katak. Beberapa amfibi secara komplit teradaptasi di darat, paling banyak merupakan quasi (semu) teresrial (darat), dapat hidup di darat maupun di air. Walau begitu tetap tidak bisa jauh dari kondisi yang lembab (Hickman, et al. 2003).


>> Kelas Reptil

Semua reptil merupakan hewan berdarah dingin. Ini berarti mereka membutuhkan panas dari luar tubuhnya. Mereka menggunakan panas dari matahari untuk menghangatkan tubuhnya. Semua reptil memiliki sisik-sisik yang tebal dan kasar untuk melindungi tubuhnya. Reptil hidup pada tempat hangat sampai panas, beberapa hidup di laut. Hampir semua reptil menetaskan telur di daratan. Kadal, buaya, dan kura-kura adalah kelompok reptil. Terdapat lebih dari 6.000 spesies reptile dengan tipe yang berbeda (McEvoy, 2002).

Karakteristik dari kelas Reptilia menurut Hickman, et al. (2003) adalah sebagai berikut:

  1. Bentuk tubuh bervariasi, beberapa tersusun kompak padat, beberapa memanjang, diselubungi oleh eksoskeleton berupa sisik tanduk epidermal dengan tambahan plat-plat dermal bertulang, integumen memiliki lebih sedikit glandula.
  2. Tungka berpasangan, biasanya dilengkapi 5 jari masing-masing, dapat berfungsi untuk memanjat, berlari, atau mengayuh, namun tidak ditemukan pada ular dan beberapa kadal.
  3. Skeleton terosifikasi dengan baik, rusuk dengan sternum.
  4. Respirasi dengan paru-paru, tidak ada insang, kloaka digunakan untuk pernapasan beberapa jenis.
  5. Jantung beruang 3, pada crocodilian jantung sudah 4 ruang.
  6. Merupakan organisme eksotermik.
  7. Memiliki sepasang ginjal metanefrik, sisa pembuangan berupa asam urea.
  8. Memiliki 12 pasang saraf kranial.
  9. Jenis kelamin sudah terpisah, fertillisasi internal.
  10. Telur dilapisi oleh cangkang penuh kalsium, memiliki membran ekstraembrionik (amnion, chorion, dan allantois)

Menurut Zabludoff (2006), ahli taksonomi telah mengelompokkan spesies reptil menjadi lebih dari 1.000 genera, 58 famili dan 4 ordo. Ordo-ordo tersebut, merefleksikan garis keturunan yang berbeda, yaitu:

  1. Testudine, meliputi semua kura-kura dan penyu.
  2. Crocodylia, meliputi buaya dan aligator.
  3. Squamata, meliputi ular, kadal, dan kelompok kadal-cacing penggali.
  4. Rhynchocephalia, merupakan satu ordo kuno yang masih ada, yaitu spesies mirip kadal yang disebut tuataras, yang hanya hidup di sekitaran New Zealand.

Menurut Harding dan David (2017) dan Hickman, et al. (2003), berikut beberapa taksa lanjutan dari kelas Reptil:

Subclass Anapsida

Ordo Testudines

Famili Chelydridae

Chelydra serpentine

Famili Kinosternidae

Sternotherus odoratus

Famili Emydidae

Glemmys guttata

Glyptemys insculpta

Tetrapene carolia, dll.

Famili Trionychidae

Apalone spinifera            

 

Ordo Squamata (Kadal dan Ular)

Subordo Amphisbaenia (Kadal Ular)

Subordo Lacertilia (Sauria): Kadal

Famili Scincidae

Plestiodon fasciatus

Famili Teiidae

Aspidocelis sexlineata

Famili Anguidae

Ophsaurus attenuates

Subordo Ophidia (Serpenter, ular)

Famili Colubridae

Subfamili Nactricinae

Nerodia sipedon

Clonophi kirtlandii

Thamnophis radix, dll

Subfamili Colubrinae

Opheodrys vernalis

Panthera spiloides

Lampropeltis triangulum

Subfamili Dipsadinae

Diadopshis puctuatus

Heterodon platirhinos

Famili Viperidae

Sistrusus catenatus

Crotalus horridus

 

Menurut Hickman, et al. (2003) berikut merupakan karakteristik yang membedakan reptil dengan amfibi:

  1. Reptil memiliki kulit yang bersisik yang keras dan kering, menyediakan perlindungan dari kekeringan dan luka fisik.
  2. Telur reptil telah berkembang menjadi telur amniotic yang terdiri dari sumber makanan dan membrane pelindung untuk mendukung perkembangan embrio di daratan.
  3. Rahang reptil lebih efisien digunakan untuk mencengkeram dan menghancurkan mangsa.
  4. Reptil memiliki organ kopulasi, yang memungkinkan fertilisasi internal.
  5. Reptil memiliki sistem sirkulasi yang lebih efisien dan tekanan darah yang lebih tinggi dibanding dengan amfibi.
  6. Paru-paru reptil lebih berkembang. Tidak seperti amfibi, yang mendorong udara masuk ke paru-paru dengan otot mulut, reptile menghirup udara masuk ke paru-paru dengan memperbesar rongga toraks.
  7. Reptil telah mengembangkan strategi evolusi untuk konservasi air.
  8. Semua reptil kecuali yang tidak bertungkai, memiliki penyokong tubuh yang lebih baik dibanding amfibi dan lebih efisien untuk berjalan di darat.
  9. Sistem saraf reptil lebih kompleks dari amfibi.

Sumber:

Harding, James H., dan David A. Mifsud. 2017. Amphibians and Reptiles of the Great Lakes Region. Revised Edition. Michigan: University of Michigan Press.

Hickman Cleveland P., Larry Jr. S. Robert, Allan Larson. 2003. Animal Diversity. 3rd Edition. Boston: The McGraw-Hill Companies.

McEvoy, Paul. 2002. Reptiles. Australia: Blake Education.

Schoch, Rainer R. 2014. Amphibian Evolution: The Life of Early Land Vertebrates. Oxford: Wiley Blackwell.

Zabludoff, Marc. 2006. The Reptile Class. New York: Marshall Cavendish Benchmark.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
TEMPLATE MODIFIED BY LULUKADA