Apa Itu Nutrigenomik?

Kamis, 16 Mei 2019

     Istilah "nutrigenomik" pertama kali dijelaskan pada tahun 2001 dari Pelegrin (2001) dan kemudian, muncul pesat pada tahun-tahun berikutnya (Pavlidis, et al., 2015). Nutrigenomik merupakan ilmu yang mempelajari hubungan molekuler antara nutrisi dengan respon dari gen, sehingga akan dipahami tentang bagaimana nutrisi mempengaruhi jalur metabolisme tubuh bahkan mempengaruhi timbulnya suatu penyakit. Menurut Go et al. (2005) nutrisi tidak hanya bertindak sebagai substrat untuk metabolisme tetapi dapat juga mempengaruhi proses yang berlangsung secara bersinambungan dari genom ke transkriptom ke proteom atau genotip, kemudian ke fenotip. Nutrigenomik adalah analisis prospektif untuk mengetahui peranan berbagai zat gizi dalam mengatur ekspresi gen.


Nutrigenomik sebagai pendekatan pencegahan penyakit
(Neeha dan Priyamvadah, 2013)

     Sejak abad ke 20 sampai sekarang, telah terjadi pergeseran masalah kesehatan secara global terkait gizi yaitu munculnya penyakit-penyakit akibat kekurangan gizi sampai penyakit kelebihan nutrisi seperti penyakit diabetes mellitus dan obesitas. Hal inilah yang menjadikan para peneliti kemudian melakukan penelitian yang berhubungan dengan kerja zat makanan pada tingkat molekuler. Kaput dan Raymond (2004), pakar biologi molekuler dan seluler Universitas California, mengemukakan konsep dasar berkembangnya ilmu nutrigenomik dilandasi oleh fakta-fakta yang telah terdokumentasi dan dikenal sebagai 5 prinsip nutrigenomik, yaitu:

  1. Zat-zat makanan, baik langsung maupun tak langsung, berpengaruh pada genom manusia, yang dalam aksinya dapat mengubah ekspresi atau struktur gen.
  2. Diet merupakan faktor risiko yang serius sebagai penyebab munculnya sejumlah penyakit.
  3. Besarnya pengaruh nutrien pangan dapat menyehatkan atau menyebabkan sakit tergantung pada susunan genetik masing-masing individu.
  4. Beberapa gen yang diregulasi oleh diet memainkan peranan dalam inisiasi, insiden, progresi,dan atau keparahan suatu penyakit kronis.
  5. Konsumsi makanan yang didasarkan pada pengetahuan akan kebutuhan gizi (nutrisi), status gizi, dan genotipe individu dapat digunakan untuk mencegah, meredakan, atau menyembuhkan penyakit kronis.
      Secara genetik, manusia memiliki 0,1 % perbedaan genetik dan ini telah cukup menjadi pembeda antar individu manusia. Dalam nutrigenomik, zat makanan dipandang sebagai sinyal yang dapat berinteraksi dengan promoter gen tertentu sehingga ekspresi gen tersebut dapat meningkat atau menurun. Sekali zat makanan berinteraksi dengan gen, itu akan merubah gen, ekspresi protein, dan produk metabolit sesuai dengan tingkat signal zat makanan tersebut. Sehingga, diet yang berbeda akan menimbulkan perbedaan pada pola gen, ekspresi protein dan produk metabolit (Muller dan Kersten, 2003).
     Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nutrigenomik mampu memberikan informasi mengenai potensi genetik yaitu keadaan tertentu untuk menunjukkan suatu gen diaktifkan maupun di nonaktifkan. Nutrigenomik dapat menjadi alternatif metode yang tepat untuk menentukan pengaruh nutrisi pada ekspresi gen atau protein (Wardani, dkk., 2017). Dengan ditemukannya konsep ini, strategi diet yang tepat bagi masing-masing individu, yang mampu secara efektif mencegah atau bahkan mengobati penyakit tertentu dapat ditentukan. Manfaat nutrigenomik dalam dunia kesehatan sekarang ini memang belum begitu banyak dirasakan, karena untuk melakukan pemeriksaan gen masih memerlukan biaya yang tidak sedikit. Kemungkinan pemeriksaan gen di masa yang akan datang akan lebih terjangkau dan mudah dilakukan, karena seperti kita ketahui, penelitian mengenai nutrigenomik mulai berkembang dengan pesat.


Sumber:
Go, Vay Liang, Nguyen C. T., Harris D. M., Lee W. N.2005. Nutrient-gene interaction: metabolic genotype-phenotype relationship. The Journal of Nutrition. 135(12):3016S-3020S.

Kaput, Jim, Raymond L. Rodriguez. 2004. Nutritionalgenomics: the next frontier in the postgenomic era. Physiol Genomics. 16: 166-177.

Muller, M., Kersten S. 2003. Nutrigenomics goals andperspectives. Nature Review Genetic.4: 315-22.

Neeha, V. Singh, Priyamvadah Kinth. 2013. Nutrigenomics research: a review. Journal of Food Science Technology. 50(3): 415-428.

Pavlidis, Cristiana, George P. Patrinos, Theodora Katsila. 2015. Nutrigenomic: A controversy. Applied and Translational Genomics. 4: 50-53.

Peregrin, Tony. 2001. The new frontier of nutritionscience: nutrigenomics. Journal of American Diet Association. 101 (11): 1306.

Wardani, Agustin Krisna, Sudarma Dita Wijayanti, Endrika Widyastuti. 2017. Pengantar Bioteknologi. Malang: Univesitas Brawijaya Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
TEMPLATE MODIFIED BY LULUKADA