Biodiversitas dan Peranan Pteridophyta

Minggu, 21 Januari 2018

A. Biodiversitas     
     Tumbuhan paku (fern) atau pteridophyta merupakan kelompok tumbuhan yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati. Berbeda dengan lumut, pteridophyta merupakan tumbuhan vaskuler (tracheophyta) karena sudah memiliki pembuluh angkut xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis).
     Menurut Tjitrosoepomo (2009) dalam taksonomi, pteridophyta termasuk juga yang telah punah, dibedakan dalam beberapa kelas yaitu: 

1. Kelas: Psilophytinae (paku purba) 
Ciri-ciri:
  • Paku purba meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah 
  • Struktur tubuh masih sederhana 
  • Anggotanya merupakan paku telanjang (tidak bedaun) atau hanya memiliki daun-daun kecil (mikrofil) 
  • Batang bercabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang 
  • Bersifat homospor
Contoh: Psilotum nudum, Asteroxylon mackie, Tmesipteris tannensis.

2. Kelas: Lycopodinae (paku rambat atau paku kawat)
Ciri-ciri:
  • Memiliki daun yang berukuran kecil atau yang disebut mikrofil 
  • Batang seperti kawat 
  • Pada ujung cabang batang ada strobilus (kumpulan sporofil yang berbentuk kerucut) 
  • Ada yang homospora, ada yang heterospora 
  • Banyak tumbuh di hutan-hutan tropis, di tanah, dan epifit di kulit pohon
Contoh: Lycopodium obscurum, Selaginella sp.

3. Kelas: Equisetinae (paku ekor kuda)
Ciri-ciri: 
  • Memiliki daun mikrofil atau bentuk sisik, warnanya agak transparan 
  • Memiliki percabangan yang khas berbentuk ulir lingkaran menyerupai ekor kuda 
  • Spora dihasilkan oleh strobilus. Sporangiumnya merupakan peralihan yaitu dengan ukuran sama namun ada jantan ada betina 
  • Batang berongga dan beruas-ruas, keras mengandung silika 
  • Hidup di daerah sub tropis, terutama di rawa 
Contoh: Equisetum palustre, Equisetum hyemale

4. Kelas: Filicinace (paku sejati)
Ciri-ciri: 
  • Sering disebut pakis 
  • Ukuran batang bervariasi, ada yang kecil sampai besar seperti pohon 
  • Memiliki rizom 
  • Ukuran daun lebih besar dibanding ketiga lainnya (makrofil) dan majemuk. Ada sporofil, ada tropofil 
  • Daun mudanya tumbuh menggulung atau disebut sirsinat (circinatus
Contoh: Pteris vittata, Marsilea crenata, Adiantum cuneatum, Cyathea sp., Alsophila glauca.

B. Peranan
     Menurut Irnaningtyas (2013), tumbuhan paku memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, namun ada pula yang merugikan. Tumbuhan paku yang paling bermanfaat antara lain sebagi berikut: 
  • Tanaman hias: Adiantum (suplir); Platycerium (paku tanduk rusa)
  • Bahan obat-obatan: Equisetum yang memiliki fungsi diuretik (melancarkan pengeluaran urin); Selaginella plana (obat luka)
  • Bahan makanan (sebagai sayuran): Marsilea crenata 
  • Pupuk hijau: Azolla pinnata (bersimbiosis dengan ganggang biru Anabaena azollae mengikat N2 bebas) 
  • Tiang bangunan: Alsophila glauca 
  • Bahan penggosok (ampelas): Equisetum sp. 
     Tumbuhan paku yang merugikan manusia, misalnya Salvania molesta (kayambang), merupakan gulma tanaman padi.

     Penggunaan secara langsung dari tanaman paku dapat digunakan pada fitoremediasi karena beberapa paku memiliki kemampuan untuk hiperakumulasi unsur-unsur berbahaya seperti arsenik. Secara tidak langsung, tanaman paku dapat meningkatkan stabilitas tanah, pengikat nutrien dan memfasilitasi pembangunan hutan. Tanaman paku memenuhi semua peranan penting secara ekologis dan harus secara aktif dipertimbangkan sebagai komponen perencanaan restorasi. (Mehltreter, et al. 2010) 

     Beberapa jurnal juga menyebutkan peranan dari jenis paku-pakuan seperti: 
  1. Pteris vittata sebagai hiperakumulator dari arsenik. (Xie, et al., 2009) 
  2. Azolla caroliniana yang berpotensi sebagai pemindah Pb (timbal) dan Cd (kadmium) pada air limbah. (Stepniewska, Z., et al., 2004) 
  3. Lindungan paku-pakuan penting dalam mengurangi potensi erosi pada lereng. (Chau and Chu. 2016) 
  4. Diplazium esculentum sebagai tanaman medis untuk mengobati tumor, asma, dan jerawat dari Kalimantan, Indonesia. (Zannah F., et al. 2017) 
  5. Sintesis nanopartikel dari ekstrak daun Pteridium aquilinum sebagai obat malaria. (Panneerselvam, C., et al., 2015)


Sumber:

Irnaningtyas. 2013. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 




Tjitrosoepomi, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta Cetakan ke-8. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
TEMPLATE MODIFIED BY LULUKADA