Respon Mikroba Menghadapi Kondisi Stres

Minggu, 12 Desember 2021

Perubahan lingkungan dapat menciptakan kondisi stres bagi makhluk hidup, termasuk mikroba. Mikroba menghadapi beberapa kondisi stress, baik dalam habitat alaminya ataupun pada aplikasi laboratorium. Kondisi stres dapat diartikan sebagai keadaan dimana terdapat ketidaksesuaian antara kebutuhan dan ketersediaan suatu faktor yang mendukung keoptimalan kinerja mikroba. Mikroba merespon stres atau cekaman dengan mengaktivasi proses adaptasi atau bahkan kematian (Liu, 2012). Respon stres mikroba memungkinkan mikroba bertahan dari kondisi yang merugikan dan berfluktuasi di lingkungan sekitar mereka. Berbagai mekanisme mikroba mengenali perubahan lingkungan yang berbeda dan menghasilkan respon yang tepat sangat dibutuhkan. Sel mikroba dapat bereaksi secara bersamaan terhadap berbagai macam stres dan berbagai sistem respon terhadap stress. Mikroba mungkin mengalami gangguan skala ekosistem utama melalui perubahan iklim mikro dan sumber daya, yang kemudian disebut tantangan fisiologis (Schimel, et al., 2007).


Hubungan antara proses-proses ekosistem terhadap mikroba
(Schimel, et al., 2007)

Genetika Tumbuhan: Pewarisan Sitoplasmik

Sabtu, 23 Oktober 2021

    Pewarisan sifat pada organisme eukariotik memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 
  1. Kontribusi kedua induk (jantan dan betina) sama, sehingga hasil dari persilangan resiprokal menjadi identik. 
  2. Segregasi atau pemisahan menghasilkan rasio 3:1 pada generasi F2 persilangan monohibrid dan 9:3:3:1 pada persilangan dihibrid
    Pola pewarisan ini dikenal dengan ‘pewarisan Mendelian’. Namun beberapa sifat pada beberapa organisme tidak menunjukkan pola pewarisan Mendelian. Contohnya pada kasus-kasus berikut:
  1. Terdapat perbedaan yang konsisten antara hasil-hasil dari persilangan resiprokal, umumnya hanya sifat-sifat dari induk betina yang diwariskan.
  2. Pada sebagian besar kasus, tidak ada segregasi pada F2 dan generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menunjukkan pewarisan non Mendelian dikategorikan menjadi 3, yaitu:

Prebiotik: Pengertian, Jenis, dan Efeknya pada Mikroekologi Usus

Sabtu, 16 Oktober 2021

Saluran pencernaan manusia merupakan ekosistem mikrobia kompleks yang terdiri dari ribuan spesies bakteri. Kolon dihuni oleh sekitar 1011 bakteri per gram dari konten. Bakteri dan aktivitas metaboliknya dapat memiliki efek positif maupun negatif pada kesehatan (patogenik). Keseimbangan ekosistem tersebut bersifat dinamis dan mungkin dapat berubah akibat penambahan usia, pengobatan, stress, makanan, dan faktor lingkungan lainnya. Pemeliharaan komunitas bakteri yang terdiri dari utamanya spesies menguntungkan dan proses pembusukan (degradasi protein) minimal dipercaya penting untuk menjaga kesehatan usus.

Terdapat dua pendekatan untuk meningkatkan jumlah organisme pendukung kesehatan saluran cerna.

(1) Pemasukan secara oral mikroba hidup yang menguntungkan. Organisme ini, merupakan probiotik dari bakteri asam laktat dan bifidobacteria yang merupakan bagian dari mikroflora normal pada usus manusia. Bifidobacteria sendiri merupakan genus dominan yang dapat ditemukan pada kolon individu sehat. 

Infeksi Vibrio vulnificus

Jumat, 05 Juni 2020

Vibrio vulnificus merupakan bakteri Gram negatif halofilik, berbentuk batang, yang biasa ditemukan pada perairan pantai yang hangat (68°F/ 20°C), estuari, dan produk makanan laut. Bakteri ini dapat menyebabkan gastroenteritis parah, diare, dan luka infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh V. vulnificus berasal dari dua sumber yang berbeda, yaitu:

  1. Pengonsumsian makanan laut yang terkontaminasi, khususnya moluska seperti kerang-kerangan (ketika kontaminasi bakteri mencapai lebih dari 10^5 per gram) atau;
  2. Luka yang terpapar air laut.

V. vulnificus merupakan patogen oportunis. Faktor terjadinya infeksi termasuk usia lanjut, jenis kelamin laki-laki, dan penyakit yang mendasari khususnya sirosis hati, imunodefisiensi, diabetes, dan hemokromatosis. V. vulnificus memproduksi catechol dan hydroxamate siderophores (sistem pengkhelat besi dengan afinitas tinggi). Karena hati merupakan

Kerusakan Produk dan Penanganan Insekta Pengganggu

Jumat, 15 Mei 2020


Produk pasca panen mudah mengalami kerusakan akibat berbagai penanganan yang dilakukan sehingga menyebabkan penurunan mutu. Jenis-jenis kerusakan produk meliputi:
1.        Kerusakan Fisik
Kerusakan produk yang disebabkan perlakuan fisik, contohnya adalah pengerasa lapisan luar produk (misal: permukaan kulit yang dikeringkan atau dibekukan)
2.        Kerusakan Mekanis
Kerusakan produk yang disebabkan adanya benturan-benturan mekanis selama pasca panen, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan pangan. Benturan mekanis dapat mengakibatkan memar pada permukaan kulit dan jaringan produk, memicu kerusakan lebih lanjut akibat tumbuhnya mikroorganisme.
3.        Kerusakan Mikrobiologis
Kerusakan yang dapat terjadi pada bahan baku, produk setengah jadi, atau produk jadi akibat mikroorganisme seperti bakteri, kapang, dan khamir.
4.        Kerusakan Biologis
Kerusakan produk yang disebabkan oleh
 
TEMPLATE MODIFIED BY LULUKADA