Pengertian dan Tipe Kromatografi

Sabtu, 29 Juni 2019

Pengertian:
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran, yang bertujuan untuk menganalisis, mengidentifikasi, memurnikan, dan mengkuantifikasi atau menghitung komponen tersebut.

2 Konsep Dasar:
1. Fase stasioner/ fase diam
2. Fase mobile/ fase bergerak

Beberapa Tipe Kromatografi:
1. Paper Chromatography
        Kromatografi dengan kertas
  • Sampel: solution/ liquid
  • Fase diam: paper/ paperstrip
  • Mengidentifikasi komponen secara kualitatif saja
  • “Rf” sebagai jarak migrasi dari komponen pada kertas

(Sumber: biologyreader.com)


2. Thin-Layer Chromatography
        Mirip kromatografi kertas, namun kertas digantikan oleh lapisan/ plat gelas silika


3. Liquid Chromatography
  • Contoh: HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
  • Fase gerak: solution tapi bukan berupa protein
  • Fase diam: solution/ solid
  • Hasil berupa spectrum-spektrum dengan peak-peak tertentu
  • Mengidentifikasi komponen, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
  • Memiliki waktu retensi untuk identifikasi komponen
  • Semakin banyak konsentrasi molekul komponen semakin besar luas area dari spektrum

*Untuk menghitung secara kuantitatif:
  1. Larutan standart diuji dengan berbagai konsentrasi
  2. Dibuat kurva standart hingga menghasilkan persamaan linear y=ax+b
  3. Luas area dari sampel dimasukkan dalam rumus tersebut untuk mengetahui konsentrasi komponen

(Sumber: laboratoryinfo.com)




Contoh peak hasil kromatografi


4. Gas Chromatography
  • Prinsipnya sama dengan LC, hanya berbeda fase
  • Fase gerak: gas (yang dapat menguap)
  • Fase diam: solution/ solid

>>> Contoh penggunaan kromatografi dalam penelitian:

“Aktivitas Antioksidan dan Profil Fenolik dari Baccharis trimera, Tanaman Obat Asal Brazil”

Pendahuluan:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa polifenolik yang ditemukan pada teh, buah-buahan, dan sayur-sayuran berkaitan dengan rendahnya resiko penyakit degeneratif. Oleh karena itu telah banyak ketertarikan studi pada tanaman edible yang mengandung antioksidan dan senyawa fitokimia yang berguna bagi kesehatan. Salah satu tanaman tersebut adalah Baccharis trimera (Asteraceae) atau yang dikenal dengan carqueja di Brazil, dan merupakan spesies tanaman yang sering digunakan sebagai teh di Amerika Selatan. Beberapa senyawa bioaktif seperti lakton diterpenik, sesquiterpen, flavonoid, saponin, tanin, senyawa fenolik dan minyak esensial ditemukan pada spesies tersebut, terutama komponen carquejol. Tanaman ini populer digunakan sebagai obat penyakit liver, penyakit saluran gastrointestinal, dan menunjukkan aktivitas anti-hiperglikemik pada tikus secara in vitro. Penelitian berikut bertujuan untuk mengevaluasi kandungan antioksidan dan senyawa fenolik pada Baccharis trimera.

Metode:
  • Sampel yang digunakan adalah daun dari tanaman Baccharis trimera yang telah diekstrak dan diencerkan secara bertingkat untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak yang sesuai.
  • Komposisi fase mobile/ fase bergerak yang digunakan adalah metanol, asetonitril, air, dengan perbandingan 40:15:45 berisi 1% asam asetat. 
  • Fase mobile disaring menggunakan membran filter milipori 0.45 μm dan dihilangkan gasnya (degassed) dengan ultrasonic bath sebelum digunakan.
  • Kurva standar yang disiapkan adalah dengan menggunakan senyawa fenolik berupa asam galat (y = 1.09 x 104c-526,314, r2 = 0.997), dan senyawa flavonoid berupa rutin (y = 1.92 x 10008.85c-16,949, r2 = 0.999), dan quercetin (y = 3.01 x 10017.6c-235,135, r2 = 0.996).
  • Panjang gelombang yang digunakan untuk deteksi asam-asam fenolik dan flavonoid adalah 275 nm. 
  • Kuantifikasi dilakukan dengan pemeriksaan peak menggunakan metode standar eksternal. Laju aliran sebesar 1 ml/menit dan volume ekstrak encer yang diinjeksikan sebanyak 10 μm. Hasil didapatkan dari perbandingan waktu retensi dan DAD-UV spectra dengan referensi standar.
  • Semua operasi kromatografik dilakukan pada suhu ambien dan dengan 3 kali pengulangan (triplicate). 

Hasil:



Gambar: Profil fenolik HPLC dari ekstrak daun Baccharis trimera dan fenolik standar. Panjang gelombang deteksi yang digunakan adalah 257 nm 

(a) Kromatogram HPLC dari ekstrak. Peak/puncak (1) asam galat (2) rutin (3) quercetin

(b) Kromatogram HPLC dari standar asam galat; 

(c) Kromatogram HPLC dari standar rutin

(d) Kromatogram HPLC dari quercetin. 


Hasil ditunjukkan sebagai nilai mean +- SD. Data dianalis secara statistik dengan ANOVA dan mean grup yang berbeda dibandingan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT); p < 0.05.


Sumber Jurnal:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
TEMPLATE MODIFIED BY LULUKADA